Minggu, 15 April 2012

Khalifah Yang Lupa

Khalifah Yang Lupa

Di bumi ini, manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Bentuk fisiknya adalah bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terlebih manusia juga dilengkapi dengan akal pikiran. Allah pun menunjuk manusia sebagai khalifah, pemimpin, di bumi. Dengan kemampuannya, manusia dijadikan sebagai pemimpin di Bumi untuk mengelola dan melestarikan alam ini.

Perkembangan dunia memberikan sebuah gambaran bahwa setiap waktu, kondisi lingkungan alam menjadi semakin rusak. Tidak sedikit, berjuta-juta hektar hutan di bumi menjadi korban. Terjadi penggundulan hutan di mana-mana. Akibatnya, sang paru-paru dunia tidak dapat lagi berfungsi seperti sedia kala. Sisa-sisa hutan yang ada tak mampu lagi mengelola emisi karbon yang ada di bumi menjadi oksigen karena kapasitas prosesnya yang semakin berkurang. Dampaknya pun berakibat cukup parah bagi lingkungan. Hewan-hewan sebagai penghuni hutan kini semakin terancam. Rumah yang dulu ramah bagi hewan, kini sudah semakin berkurang. Tidak sedikit berita yang menceritakan adanya hewan-hewan liar yang turun dari hutan dan mengganggu pemukiman manusia. Banjir dan longsor menjadi kejadian yang lumrah di daerah kawasan perbukitan yang gundul. Lebih parah lagi, terjadi sebuah perubahan iklim yang cukup ekstrem di bumi. Jika pada awalnya di daerah timur tengah jarang terjadi hujan, ternyata kemudian terjadi hujan yang cukup deras, bahkan yang terjadi adalah hujan salju dan dampai mengakibatkan banjir. Jika pada awalnya Rusia adalah negara yang sangat dingin, ternyata kemudian terjadi sebuah badai panas yang akhirnya menewaskan puluhan orang.

Ulah siapa sebenarnya ini?. Manusia. Satu jawaban yang dapat segera terucap untuk menjawab pertanyaan tersebut. Manusia adalah sumber dari kejadian-kejadian tersebut. Tidak ada hewan yang berani menebang pohon-pohon di hutan seekstrem manusia. Singa yang dijuluki raja hutan tidak pernah melakukan ataupun menyuruh melakukan penebangan hutan seperti yang manusia lakukan. Lalu, manusia siapa yang dengan semena-menanya melakukan penebangan hutan? Apakah dia seorang yang bodoh. Ternyata tidak. Pelaku penebangan hutan yang sebenarnya bukanlah orang-orang yang yang diupah untuk menebang pohon, melainkan orang-orang sarjana yang memiliki ilmu untuk mengelola hutan. Terus siapa lagi? Orang-orang yang menginginkan kekayaan dengan mengelola hasil hutan tanpa pernah mau melestarikan hutan. Lalu? Orang-orang yang dipercaya oleh rakyatnya untuk melestarikan hutan demi kepentingan bersama tetapi menyalahgunakan kekuasaanya untuk menjual hutan. Apakah mereka tahu perbuatan yang mereka lakukan tidak benar? Who knows. Mungkin mereka tidak tahu. Masak tidak tahu? ya mungkin mereka lupa. Lupa akan fungsi mereka sebagai manusia yang diturunkan di bumi.

Manusia adalah khalifah, pemimpin di bumi, bukan pemusnah bumi. Kita harus sadar akan fungsi kita sebagai manusia. Jika manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, maka mengapa kita harus menghancurkan lingkungan kita. Ternyata manusia selain dibekali ilmu juga dibekali dengan nafsu. Tidak sedikit manusia yang serakah, menginginkan yang terbaik untuk hidupnya tanpa menghiraukan lingkungan sekitarnya. Hal ini yang harus kita benahi bersama.

Manusia memang tempatnya salah dan lupa. Tetapi, dengan akalnya, manusia seharusnya juga bisa introspeksi diri terhadap apa yang sudah dilakukan. Tidak ada kata terlambat. Mari kita bangun dan sadarkan diri kita bahwa manusia adalah pemimpin di bumi, bukan pemusnah bumi. Jika memang tidak dibutuhkan, kenapa harus kita tebang terus. Demi kehidupan yang lebih baik untuk selanjutnya. Demi terlaksananya kewajiban dan titipan yang telah dititipkan kepada pundak manusia.



Disarikan dari Khutbah Jumat
6 April 2012
Masjid Baitul Muttaqin
Lontar, Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar