Senin, 22 November 2010

catatan six sigma

----- SIX SIGMA -----


“Ceritakanlah yang indah-indah sebagai kunci masuk surga. Doa adalah variabel. Oleh karena itu, setiap doa harus ada valuenya. Setiap berdoa, ceritakanlah juga kebaikan apa yang sudah kita perbuat. karena itu merupakan satu bargain kita supaya doa kita bisa dikabulkan oleh Allah. Sadarlah bahwa semua berasal dari Allah, maka bersyukurlah. “

Konsep dari six sigma adalah memberikan kebaikan sebaik-baiknya. Dari sejuta aktivitas yang kita lakukan hanya boleh terjadi tiga sampai empat kali aktivitas buruk. Oleh karena itu, dalam konsep kehidupan kita, six sigma mengajarkan kita untuk menjadi ikhlas. Menjalankan semua kebaikan dan meminimalisir keburukan. Karena ada baik dan buruk, maka dalam mengaplikasikan six sigma, harus didefinisikan dahulu baik dan buruknya dari setiap variabel. Definisikan juga researcher dan populasinya.

Six sigma menjadikan perusahaan sebagai product leader. Product leader mempunyai variabel produk yang tidak dimiliki oleh saingannya. Dengan mengaplikasikan six sigma, perusahaan akan menjadi product leader dengan selalu melakukan continuous process improvement. Namun, pengaplikasian dari six sigma cukup menelan dana yang cukup besar karena membutuhkan teknologi. Dengan menjadi product leader, perusahaan akan dapat dengan mudah menentukan harga produknya (price maker). Contoh product leader yang menerapkan six sigma adalah mercy. Mercy terbaru adalah mobil yang free maintenance, yang bisa melakukan perbaikan terhadap diri sendiri. Dengan teknologi seperti ini, konsumen masih banyak yang membeli mobil tersebut walaupun harga yang dipatok tentu saja tinggi. Product leader mampu menghandle banyak variabel produk yang diinginkan konsumen sehingga mereka mampu membangun research yang sesuai dengan keinginan konsumen mereka. Six sigma memfokuskan perusahaan pada pasar. Perusahaan harus tahu requirement pasar yang kemudian ditarik ke perusahaan untuk melakukan continuous process improvement dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan permintaan pasar tersebut.
Konsep six sigma adalah 3,4 DPMO (Defect Per Million Oportunity). Sehingga semua aktivitas dan proses yang dilakukan harus ada added value nya. Harus diminimalisir proses-proses dan aktivitas-aktivitas yang menjadi waste di dalam perusahaan.
Ada satu contoh barang yang sebenarnya bukan produk six sigma tetapi menunjukkan sebagai produk six sigma. Produk tersebut adalah kerupuk uyel. Asalkan tidak melempem, konsumen menerima kerupuk tersebut. Hal ini dikarenakan vaiabel-variabel produk kerupuk uyel tidak terdefinisi oleh konsumen.

“Setiap kita yang hidup pasti akan mati. Setiap kita yang mati pasti akan masuk neraka karena kita sebagai manusia biasa tidak akan luput dari salah dan lupa. Sehingga kita harus meminimalisir waktu berada di neraka. Caranya dalah dengan bernegosiasi. Lalu, apa yang bisa kita negosiasikan? Yang bisa dinegosiasikan adalah aktivitas-aktivitas baik yang pernah dilakukan. Oleh karena itu, segera dilist good dan bad activity. Seharusnya, semakin bertambah hari semakin bertambah pula good activity yang kita lakukan.”

Ada berbagai konsep dan filosofi selain six sigma yang digunakan dalam peningkatan kualitas produk, seperti Lean production, zero defect, dan lain sebagainya. Pada Lean Production tidak bisa six sigma karena lean production masih terlingkupi oleh waste, dimana error terjadi karena waste. Teori terbaru menyatakan ada 19 jenis waste. Salah satu waste adalah rapat. Di TOYOTA, rapat dilakukan maksimal 15 menit.
Untuk mencapai six sigma, dibutuhkan manajemen yang aware dan konsisten karena six sigma diarahkan dari top management. Six sigma harus didukung dengan sistem informasi yang bagus. Salah satu caranya adalah dengan CBIS (Computer Based Information System). Salah satu perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan CBIS adalah Iglass. Dengan menerapkan CBIS, perusahaan akan semakin responsif dengan perubahan yang terjadi, baik di pasar maupun internal. Biaya perbaikan akan semakin murah karena improvisasi dilakukan setiap terjadi perubahan dan dilakukan project-by-project. Tetapi, biaya investasi untuk implementasi CBIS cukup mahal.
Error terjadi karena proses dan aktivitas-aktivitas pembentuknya. Six sigma dari output bergantung dari six sigma input dan prosesnya. Six sigma suatu perusahaan ditentukan oleh six sigma dari masing-masing departemen.
Penentuan harga produk oleh perusahaan tidak hanya sekadar penentuan harga, tetapi juga launching capacity. Variabel-variabel yang menempel pada produk diantaranya adalah IRR (internal Rate of Return) dan lifetime launching. Ketika produk dirancang untuk terjual selama tiga bulan dengan IRR sebesar 10%, maka dengan penerapan six sigma, produk bisa terjual selama dua bulan. Jika dibandingkan, dalam satu tahun IRR yang didapatkan tanpa six sigma adalah 40% sedangkan IRR yang menerapkan six sigma adalah 60%. Sehingga Six sigma akan meningkatkan profit perusahaan. Dengan penerapan six sigma, diharapkan harga produk bisa menurun walaupun dengan biaya investasi yang lebih besar. Jika IRR diturunkan (misal menjadi 7%), produk akan semakin cepat terjual (misal menjadi satu bulan). Sehingga kumulatif IRR produk dalam satu tahun adalah 84%. Cara ini merupakan salah satu cara untuk memenangkan kompetisi usaha, yakni dengan menurunkan IRR untuk meningkatkan IRR kumulatif dan mempercepat lifetime launching.
Implementasi six sigma adalah melakukan continuous process improvement. Tidak semua variabel harus six sigma. Hanya variabel kritis lah yang harus dilakukan improvement. Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam memilih dan menentukan critical independent variable. Critical independent variable bisa didapat dari masalah-masalah yang timbul. Semakin banyak masalah dalam satu variabel, maka variabel tersebut adalah variabel kritis. Sehingga yang pelu dilakukan improve adalah variabel tersebut. Tidak hanya variabel proses, tetapi juga variabel produk. Tidak semua part yang menjadi input harus six sigma. Hanya part yang kritis dan spesifikasinya ketatlah yang harus benar-benar six sigma. Untuk membangun part-part kritis tersebut menjadi six sigma dibutuhkan pula fasilitas six sigma. Selain itu, untuk mendapatkan output yang six sigma dibutuhkan input yang six sigma pula. Jadi, tidak hanya perusahaan kita yang harus six sigma, tetapi juga supply chain kita harus six sigma untuk mendapatkan output yang six sigma. Tetapi, jangan pernah mengambil suplier yang sigma nya lebih besar daripada perusahaan kita karena hanya akan menimbulkan loss pada perusahaan.
Karena implementasi six sigma adalah dengan melakukan continuous process improvement, maka six sigma dirancang untuk mendapatkan kesuksesan yang berkelanjutan. Konsep alami yang diterapkan adalah “berikan yang terbaik untuk sistem”.
Ada dua cara yang dilakukan dalam konsep six sigma dalam mencapai tujuan dan variansi yang diharapkan. Yang pertama adalah dengan memperkecil variansi. Semakin kecil variansi, maka semakin besar nilai sigma. Ini berarti target perusahaan semakin banyak tercapai. Semakin besar variansi, maka semakin kecil nilai sigma. Ini berarti, banyak simpangan dan target perusahaan banyak yang tidak tercapai. Yang kedua adalah dengan menggeser target. Ketika target perusahaan selalu tercapai, maka perusahaan bisa menggeser targetnya menjadi lebih baik. Yang digeser dalam six sigma adalah variansi, bukan rataan. Jika rataannya bergeser ke arah batas, maka akan semakin banyak product yang reject. Apalagi jika rataan masuk ke daerah reject.
Ada dua makna dari six sigma, yakni six sigma sebagai konsep dan filosofi serta six sigma sebagai sebuah methodology.
Sebagai filosofi, six sigma akan mendasari setiap aktivitas yang ada di perusahaan menjadi aktivitas yang added value. Hanya boleh ada 3,4 aktivitas yang non added value dari sejuta aktivitas yang dilakukan. Sebagai filosofi, six sigma harus diketahui oleh seluruh karyawan yang ada di perusahaan dengan top management sebagai SC dan champion. Ada beberapa level six sigma (six sigma belt) di dalam suatu perusahaan, yaitu:
- Champion : Top management, sebagai pengarah kebijakan six sigma dan mengambil keputusan project dan improvement mana yang harus dieksekusi.
- Master black belt : Fokus sebagai analist. Sebagai black belt trainer. Mampu menyelesaikan 15 project six sigma dalam satu tahun
- Black belt : Fokus sebagai analist. Sebagai trainer untuk green dan yellow belt. Mampu menyelesaikan 9 project six sigma dalam satu tahun.
- Green belt : fokus pada research. Mampu menyelesaikan 5 project six sigma dalam satu tahun.
- Yellow belt : fokus pada research. Mampu menyelesaikan 3 project six sigma dalam satu tahun.
Six sigma belt ini tidak hanya harus pandai dalam statistik, tetapi juga harus pandai dalam hal teknis dan science. Hal ini dikarenakan belt juga harus bisa memberikan alternatif solusi dan improvement yang harus dilakukan perusahaan terhadap variabel-variabel kritis yang ada.
Suatu perusahaan yang menerapkan six sigma di berbagai lini perusahaannya membutuhkan dukungan berupa sistem informasi pengolah data DBMS (Data Based Management System). DBMS ini berfungsi sebagai pondasi bangunan sistem six sigma perusahaan. Six sigma dipimpin oleh Steering Committee (SC) yang biasanya dijabat oleh top level management. SC akan menentukan kebijakan six sigma yang harus diambil oleh perusahaan. Belt tidak mempunyai otoritas untuk menyatakan perusahaan harus improve atau tidak dan yang mana, tetapi belt hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan rekomendasi. Mengingat posisi penting ini, maka di setiap perusahaan yang mengaplikasikan six sigma wajib memiliki SC.
Sebagai metodologi, six sigma merupakan urutan langkah guna mendapatkan nilai yang terbaik. Six sigma mempunyai berbagai macam metodologi, diantaranya adalah DFSS, DMADV, dan DMAIC.
DFSS : Design For Six Sigma
DMADV : Define - Measure – Analyze – Developt - Verify
DMAIC : Define – Measure – Analyze – Implement – Control
DMADV digunakan biasanya digunakan untuk perusahaan baru ataupun perusahaan yang baru akan mengimplementasikan konsep six sigma. Selain itu, DMADV juga digunakan untuk produk dengan spesifikasi baru (terjadi jika VOC bergeser). Ketika seluruh atribut produk menjadi kritis, maka produk harus didesain ulang dengan spesifikasi baru. Dengan begitu digunakan metode DMADV.

Indikator keberhasilan dari pengaplikasian six sigma adalah:
1. SQL (Sigma Quality Level)
2. CPI (Capability Process Index)
3. Yield : daerah dibawah kurva normal yang masih masuk ke are accept.